Selasa, 27 November 2012

Peluru Habisi Nyawa Kepala Sekolah


Tulangbawang (ML Publisher)
Uang iuran guru yang sedang menuntut ilmu di Universitas Terbuka sebesar Rp12 juta dirampok. Pelaku kabur, setelah menghabisi nyawa Padri (43), Kepala SDN Dipasena, Kecamatan Rawa Jitu Timur, Tulangbawang, Minggu (25/11).

Keberadaan begal dan rampok bersenjata api semakin mengkhawatirkan saja. Hampir setiap hari masyarakat Lampung mendengar kabar keganasan pelaku. Tak sedikit pula dalam beraksi mereka meminta korban nyawa. 


Padri (43), Kepala SDN Dipasena, Kecamatan  Rawa Jitu Timur, Kabupaten Tulangbawang, Minggu (25/11) malam, ditemukan tewas di tepi jalan areal perkebunan sawit milik PT BNIL.

Husin, petugas Satpam PT BNIL menemukan jasad korban tergeletak di pinggir jalan, dengan tubuh bersimbah darah. Dia menduga, korban dihabisi pelaku tindak kejahatan pada sore harinya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Aparat Polsek Banjar Agung dan Reskrim Polres Tuba, di tubuh korban terdapat luka tembak dan tusukan senjata tajam. "Saat saya patroli rutin, sekitar pukul 18.30 WIB, tanpa sengaja saya melihat seseorang tergeletak bersimbahkan darah di pinggir jalan dekat Pos 9,” kata Husin, Senin (26/11).

Belakangan diketahui, Padri adalah warga Kampung Tri Tunggal Jaya, Kecamatan Banjar Agung. Husin sempat melihat beberapa luka bekas tusukan di tubuh korban. “Saat itu juga  saya menghubungi Polsek Banjar Agung," jelasnya.

Tidak berselang lama, aparat Polsek Banjar Agung dan Anggota Reskrim Polres Tuba tiba di lokasi. Setelah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi langsung membawa mayat korban ke Klinik Sejahtera Medical, di Simpang Penawar, untuk otopsi.

Petugas medis Klinik Sejahtera Medical, Dr Wiwik mengatakan, saat dibawa ke klinik korban sudah meninggal dunia.Di tubuh korban, terdapat luka tusuk bagian tangan sebelah kiri dengan kedalaman 15 cm, dan lebar 10 cm.

Korban juga mengalami luka tusuk di bawah ketiak sebelah kiri, dan di leher sebelah kiri. Pada jasad korban juga ditemukan satu butir proyektil peluru gotri senjata softgun. "Korban meninggal diduga akibat kehabisan darah," terang dr. Wiwik.

Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Banjar Agung, Bripka Suhadi mewakili Kapolsek Banjar Agung, AKP, Denni Andreas mengatakan, polisi masih menyelidiki untuk mengetahui motif pembunuhan tersebut. "Dugaan sementara, Padri korban begal. Ikut pula diamankan, satu unit kendaraan roda dua merk Supra X 125, serta satu bungkusan kardus," terang kanit.

Informasi yang diperoleh polisi, korban membawa serta uang tunai sebesar Rp12 juta. Uang diambil dari Kecamatan Rawa Jitu, untuk kemudian hendak di bawa pulang ke rumahnya, di Kecamatan Banjar Agung.

***Penggunaan Senpi

Meski sudah meresahkan masyarakat, namun peredaran senjata api (Senpi) di wilayah Lampung belum banyak terpantau.

Kabid Humas Polda Lampung, AKBP Sulistyaningsih mengaku belum mendapat data akurat mengenai jumlah senpi legal yang ada di tangan masyarakat sipil. Sebaliknya, peredaran senpi illegal yang diperoleh dari pasar gelap (black market), senjata rakitan (senpira) maupun impor dari Negara-negara konflik, belum diketahui.

Data sementara yang diperoleh Kupas Tuntas dari Polres Lampung Utara (Lampura), sejak Januari hingga Oktober 2012, menangani sedikitnya 6 kasus kejahatan yang menggunakan Senpi dan Senpira.

“Pelaku berikut barang bukti senpi, sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Kotabumi,” kata Kasubag Bin Ops Polres Lampura, Iptu Sarimin mendampingi Kapolres Lampura AKBP Frans Sentoe, Senin (26/11).

Kasus tindak kejahatan bersenjata api, sebenarnya banyak bermunculan di beberapa kabupaten/kota di daerah ini. Di Kota Bandarlampung, misalnya. Kurun waktu beberapa bulan terakhir, muncul tiga kasus kejahatan bersenpi. Masing-masing rampok di Pegadaian Gedong Air Tanjungkarang Barat, perampokan di rumah Satono, mantan Bupati Lamtim, dan rampok di kediaman Wadirlantas Polda Lampung. (*)

0 komentar:

Posting Komentar