Tulangbawang (ML Publisher)
Uang iuran guru yang sedang menuntut ilmu di Universitas
Terbuka sebesar Rp12 juta dirampok. Pelaku kabur, setelah menghabisi nyawa
Padri (43), Kepala SDN Dipasena, Kecamatan Rawa Jitu Timur, Tulangbawang,
Minggu (25/11).
Keberadaan begal dan rampok bersenjata api semakin
mengkhawatirkan saja. Hampir setiap hari masyarakat Lampung mendengar kabar
keganasan pelaku. Tak sedikit pula dalam beraksi mereka meminta korban
nyawa.
Padri (43), Kepala SDN Dipasena, Kecamatan Rawa Jitu Timur, Kabupaten Tulangbawang,
Minggu (25/11) malam, ditemukan tewas di tepi jalan areal perkebunan sawit
milik PT BNIL.
Husin, petugas Satpam PT BNIL menemukan jasad korban
tergeletak di pinggir jalan, dengan tubuh bersimbah darah. Dia menduga, korban
dihabisi pelaku tindak kejahatan pada sore harinya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Aparat Polsek Banjar Agung dan
Reskrim Polres Tuba, di tubuh korban terdapat luka tembak dan tusukan senjata
tajam. "Saat saya patroli rutin, sekitar pukul 18.30 WIB, tanpa sengaja
saya melihat seseorang tergeletak bersimbahkan darah di pinggir jalan dekat Pos
9,” kata Husin, Senin (26/11).
Belakangan diketahui, Padri adalah warga Kampung Tri Tunggal
Jaya, Kecamatan Banjar Agung. Husin sempat melihat beberapa luka bekas tusukan
di tubuh korban. “Saat itu juga saya
menghubungi Polsek Banjar Agung," jelasnya.
Tidak berselang lama, aparat Polsek Banjar Agung dan Anggota
Reskrim Polres Tuba tiba di lokasi. Setelah melakukan olah tempat kejadian
perkara (TKP), polisi langsung membawa mayat korban ke Klinik Sejahtera
Medical, di Simpang Penawar, untuk otopsi.
Petugas medis Klinik Sejahtera Medical, Dr Wiwik mengatakan,
saat dibawa ke klinik korban sudah meninggal dunia.Di tubuh korban, terdapat
luka tusuk bagian tangan sebelah kiri dengan kedalaman 15 cm, dan lebar 10 cm.
Korban juga mengalami luka tusuk di bawah ketiak sebelah
kiri, dan di leher sebelah kiri. Pada jasad korban juga ditemukan satu butir
proyektil peluru gotri senjata softgun. "Korban meninggal diduga akibat
kehabisan darah," terang dr. Wiwik.
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Banjar Agung, Bripka Suhadi
mewakili Kapolsek Banjar Agung, AKP, Denni Andreas mengatakan, polisi masih
menyelidiki untuk mengetahui motif pembunuhan tersebut. "Dugaan sementara,
Padri korban begal. Ikut pula diamankan, satu unit kendaraan roda dua merk
Supra X 125, serta satu bungkusan kardus," terang kanit.
Informasi yang diperoleh polisi, korban membawa serta uang
tunai sebesar Rp12 juta. Uang diambil dari Kecamatan Rawa Jitu, untuk kemudian
hendak di bawa pulang ke rumahnya, di Kecamatan Banjar Agung.
***Penggunaan Senpi
Meski sudah meresahkan masyarakat, namun peredaran senjata
api (Senpi) di wilayah Lampung belum banyak terpantau.
Kabid Humas Polda Lampung, AKBP Sulistyaningsih mengaku
belum mendapat data akurat mengenai jumlah senpi legal yang ada di tangan
masyarakat sipil. Sebaliknya, peredaran senpi illegal yang diperoleh dari pasar
gelap (black market), senjata rakitan (senpira) maupun impor dari Negara-negara
konflik, belum diketahui.
Data sementara yang diperoleh Kupas Tuntas dari Polres
Lampung Utara (Lampura), sejak Januari hingga Oktober 2012, menangani
sedikitnya 6 kasus kejahatan yang menggunakan Senpi dan Senpira.
“Pelaku berikut barang bukti senpi, sudah dilimpahkan ke
Kejaksaan Negeri (Kejari) Kotabumi,” kata Kasubag Bin Ops Polres Lampura, Iptu
Sarimin mendampingi Kapolres Lampura AKBP Frans Sentoe, Senin (26/11).
Kasus tindak kejahatan bersenjata api, sebenarnya banyak
bermunculan di beberapa kabupaten/kota di daerah ini. Di Kota Bandarlampung,
misalnya. Kurun waktu beberapa bulan terakhir, muncul tiga kasus kejahatan
bersenpi. Masing-masing rampok di Pegadaian Gedong Air Tanjungkarang Barat,
perampokan di rumah Satono, mantan Bupati Lamtim, dan rampok di kediaman
Wadirlantas Polda Lampung. (*)
0 komentar:
Posting Komentar