Kabar kematian pemain asing Persis Solo, Diego Mendieta,
memicu keprihatinan seluruh pelaku sepak bola. Beberapa pemain di antaranya
mantan kapten PSIM, Nova Zaenal dan pemain PSS Sleman, Anang Hadi, memasang
foto bergambar Diego Mendieta yang sedang tersenyum.
Gambar
Diego, dilengkapi tulisan keinginan terakhir pemain asal Paraguay yang menghembuskan nafas
terakhir, di RSD Moewardi Solo, Senin (3/12) lalu. Mereka, memasang foto Diego
sebagai gambar identitas akun blackberry messenger. Beberapa di antaranya
melengkapi dengan kata-kata atau mengirim broadcast messege, berisi keinginan
terakhir Diego.
CEO PT
Liga Indonesia
(PT LI) Joko Driyono, ikut mengucapkan rasa berbelasungkawa. Tetapi menurutnya,
kini bukan waktu yang tepat untuk menanyakan kepastian kabar seputar belum
dibayarnya gaji dan bonus pertandingan penyumbang delapan gol untuk Laskar
Sambernyawa (julukan Persis Solo) tersebut.
"Tidak
pantas di tengah kondisi berduka membahas hal tersebut. Masalah seperti itu,
nanti kita selesaikan tetapi tidak hari ini. Saya meminta tolong dihargai
kondisi yang terjadi," tuturnya.
Semula,
Diego dilarikan ke RS Dr Muwardi Solo, pada pekan lalu. Kepada rekan-rekannya,
Diego mengeluh tidak enak badan, kepala pusing, dan sering muntah. Merujuk pada
hasil pemeriksaan, pemain kelahiran 13 Juni 1980 tersebut ternyata terserang
penyakit tifus dan liver.
Malangnya,
hal tersebut ternyata bukan pertama kali Diego masuk ke rumah sakit.
Sebelumnya, bapak tiga anak tersebut, pernah diopname di RS Islam Surakarta
Yarsis dan RS PKU Muhammadiyah. Namun, terpaksa pulang karena tak bisa membayar
biaya perawatan.
Menurut
kabar yang beredar, Diego tidak memiliki uang akibat gaji selama empat bulan
dan uang muka kontrak, belum dibayarkan oleh pihak klub. Beruntung, masih ada
beberapa teman yang mau memberikan bantuan. Apalagi, Pasoepati- sebutan
kelompok suporter Persis- sempat melakukan aksi penggalangan dana ketika acara
nonton bareng timnas senior yang tampil di Piala AFF 2012.
Sementara
itu, mantan Ketua Umum Persis Solo, FX Hadi Rudiatmo mengatakan, pemulangan
jenazah almarhum Diego Mendieta ke kampung halamannya di Paraguay, menjadi
tanggung jawab Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Perjalanan ke Paraguay
butuh waktu 24 jam, tentu harus ada persiapan yang baik.
Menurut
dia, meninggalnya mantan penyerang Persis Solo ini harus menjadi pengalaman
bagi jajaran Persis dan PSSI. Selepas memimpin Persis Solo, Wali Kota Solo ini
mengaku tidak lagi mengetahui kondisi internal klub tersebut.
Berkaitan
dengan masalah keuangan klub dan gaji para pemainnya, ia enggan berkomentar.
"Kalau urusan gaji almarhum yang belum dibayar, silakan tanya ke
klub," katanya.
Terpisah,
Kepala Bagian Penyakit Dalam, Moewardi Prof Dr dr H Ahmad Guntur Hermawan SpPD
- KPTI, FINASIM mengatakan, kematian Diego Mendieta akibat komplikasi penyakit
yang diidapnya.
Berdasarkan
pemeriksaan tim dokter, Diego didiagnosa terinveksi virus yang disebut
Cytomegalovirus. "Dia sering mengeluh sakit di mata dan sakitnya terasa
menembus sampai di bagian belakang kepala. Setelah kita scan ternyata memang
ada virus penyakit yang menyerang sampai ke otak," terang Guntur , Selasa (4/12).
Menurutnya,
tak hanya terserang virus, saat diperiksa, diketahui bahwa ada jamur yang
tumbuh di kerongkongan dan diduga hingga saluran pencernaan Diego. Jamur ini bernama
Candidiasis, dan inilah yang membuat dia tidak doyan makan.
Virus dan jamur ini yang membuat
daya tahan tubuhnya semakin melemah. Kemungkinan, virus dan jamur tersebut
sudah menginveksi tubuh Diego sejak lama, setidaknya dalam beberapa bulan
terakhir. Kondisi sang penggedor gawang itu semakin memburuk karena dokter juga
mendiagnosa bahwa Diego positif mengidap Demam Berdarah Dengue (DBD). (*)
0 komentar:
Posting Komentar